Al Qaeda sebelumnya disebut-sebut telah memanfaatkan internet untuk menarik pengikutnya. Namun ancaman yang ditebarkan musuh besar Amerika Serikat ini tidak hanya sampai di situ, serangan cyber pun bisa tiba-tiba mereka lancarkan.
Peringatan ini dilontarkan Direktur FBI Robert Mueller ketika tengah berbicara di hadapan para mahasiswa dan peneliti keamanan di Fordham University.
photo: brightcove
Menurutnya, serangan cyber memiliki dampak yang sama dengan bom asli. Jadi para penggiat keamanan dunia maya diminta waspada jika mencium gerakan-gerakan mencurigakan dari jaringan teroris ini.
"Dulu, jaringan Al Qaeda masih menggunakan serangan fisik untuk menyebar ancaman. Namun ketika ada internet, mereka menggunakannya untuk merekrut anggota baru dan memanfaatkannya untuk menghasut serta menyebarkan visi radikal mereka," ujar Mueller, dikutip dari Tg Daily, Jumat (6/8/2010).
Namun sekarang, lanjutnya, langkah mereka sepertinya tak akan berhenti sampai di situ. Melainkan ada kemungkinan untuk lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk melancarkan serangan cyber yang juga memiliki efek signifikan.
Mueller berkaca pada serangan cyber yang melanda Estonia di 2007 dan Georgia pada 2008 lalu. Kala itu, meski bukan melakukan gempuran dengan bom, namun serangan cyber ini mampu melumpuhkan bank, jaringan telepon, stasiun pengisian bahan bakar, institusi pemerintah dan lainnya.
"Pertahanan tidak akan terus aman selamanya, suatu saat bisa bobol juga. Untuk itu, kita harus memagarinya dengan melakukannya bersama-sama," ia menandaskan.
Peringatan ini dilontarkan Direktur FBI Robert Mueller ketika tengah berbicara di hadapan para mahasiswa dan peneliti keamanan di Fordham University.
photo: brightcove
"Dulu, jaringan Al Qaeda masih menggunakan serangan fisik untuk menyebar ancaman. Namun ketika ada internet, mereka menggunakannya untuk merekrut anggota baru dan memanfaatkannya untuk menghasut serta menyebarkan visi radikal mereka," ujar Mueller, dikutip dari Tg Daily, Jumat (6/8/2010).
Namun sekarang, lanjutnya, langkah mereka sepertinya tak akan berhenti sampai di situ. Melainkan ada kemungkinan untuk lebih memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk melancarkan serangan cyber yang juga memiliki efek signifikan.
Mueller berkaca pada serangan cyber yang melanda Estonia di 2007 dan Georgia pada 2008 lalu. Kala itu, meski bukan melakukan gempuran dengan bom, namun serangan cyber ini mampu melumpuhkan bank, jaringan telepon, stasiun pengisian bahan bakar, institusi pemerintah dan lainnya.
"Pertahanan tidak akan terus aman selamanya, suatu saat bisa bobol juga. Untuk itu, kita harus memagarinya dengan melakukannya bersama-sama," ia menandaskan.
No comments:
Post a Comment